Salah satu event Entrepreneurship yang sangat berkesan adalah event Entrepreneur of The Year yang diselenggarakan oleh Ernst & Young. EY sendiri memiliki banyak sekali program untuk mensupport Entrepreneurs di Indonesia, baik yang sudah berskala internasional maupun yang berskala start up.
Di tahun 2015 saya berkesempatan untuk ambil bagian di event paling keren yang pernah saya lihat ini Entrepreneur of The Year 2015 di Monte Carlo Monaco, event sekelas Golden Globe untuk dunia entrepreneurship.
Di tahun itu, saya terpilih sebagai pemenang Accelerating Entrepreneur yang berkesempatan tidak hanya hadir dalam event tahunan EY tersebut, juga untuk berpartisipasi dalam berbagai rangkaian acara. Overall rangkaian acara yang diselenggarakan di Monte Carlo, Monaco (one of the most beautiful place I've ever visited!) yang berpusat di Hotel Hermitage ini terdiri dari beberapa hari dengan berbagai rangkaian acara dan di akhiri dengan malam Gala Dinner.
Gala Dinner yang diselenggarakan di ballroom mewah ini menampilkan langit-langit bangunan yang bisa dibuka dan pemandangan fireworks show yang super stunning! Sebagai winner of Accelerating Entrepreneur, dengan 5 winners dari negara lainnya, saya diberikan berbagai program khusus, seperti mentoring dan business presentation di gedung Opera d' Monte Carlo yang terkenal.
Rangkaian acara lainnya adalah Press Conference dalam topik Women Empowerment di dunia entrepreneurship, CNBC Young Turks dan EY TV Interview. A whole cool experience and global exposure. Program Accelerating Entrepreneur ini juga berlangsung setiap tahun. Selain dari channel Endeavor kalian bisa juga apply sendiri dengan kepo-in event2 EY baik Indonesia maupun global.
0 Comments
4. Arriving in Paris Itinerary saya adalah Day 01 and 02 dihabiskan di Paris, kemudian naik kereta malam ke Nice dan langsung ke Monte Carlo, Monaco. So this is a very short-trip dan super ngebolang, karena mau kemana selama 2 hari di Paris belum ditentukan di awal, buat itinerary spontan aja, dan jadi ada kerjaan selama di pesawat. Penerbangan ke Paris dengan Lufthansa, transit di 2 tempat : yang pertama di Kuala Lumpur dan yang kedua di Frankfurt. Bandara KL ga ada yang menarik, tapi bandara Frankfurt sangat menarik, terutama begitu banyak jajanan roti sandwichesss and meatsss bikin laperrrr... in every stall! Dan banyak lokasi oke buat ngecas dan internetan (which is very hard to find at KL). Sesampainya di Paris, langsung go show aja cari taksi. Di Paris ini ada aplikasi yang bisa membantu kita untuk menghitung estimasi cost dari satu tujuan ke tujuan lain. Sebelumnya saya sudah coba hitung2 jadi tau akan cost berapa dan track nya seperti apa (ada petanya juga), menghindari penculikan *always stay tune on parno mode on*. Di bandara Paris (Charles de Gaulle Airport) ga sulit mencari taksi, karena sign nya jelas, antriannya juga jelas. Di sini taksinya ga berwarna-warna spesifik, jadi nyaris seperti mobil pribadi. Para warga Prancis juga ga semua mahir berbahasa Inggris, jadi bahasa isyarat sangat diandalkan. Gampangnya kalo mau menuju lokasi tertentu, kasi liat aja alamatnya via handphone, jadi dia bisa baca sendiri. Sopir yang saya dapet super keren, penampilannya kayak Jason Statham, plus nyopirnya jugak!! Alias ngebut kayak lagi dikejar Mafia (dan sering marah2 kalo ada yang ngeduluin ato nyetir ga bener). Tapi kalo saya perhatikan di samping2 juga ternyata gaya bawa mobil di sana emang kayak gitu :D super ngebut2 dan mepet2... Percis seperti yang kita tonton di film2 :)) 5. Staying at Paris Awalnya saya berencana pakai Airbnb tapi karena orang2 terdekat wanti2 cari yang jelas2 aja, maka orderan saya ke Airbnb di cancel. Ternyata pas saya cek harga2 hotel juga ga terlalu jauh beda dengan harga airbnb, dan karena Solo Trip plus ga ngerti medan juga, maka saya memilih yang lebih jelas.
Dari bandara ke Rue Brancion, bisa dicapai dengan taksi selama lebih kurang 15-20 menit. Hotelnya ga terlalu besar, tapi super nyaman. Perfect untuk Solo Trip! Petugasnya ramah, welcome and very helpful. Mengingat saya sampai sebelum jam check in, tapi mereka tetep mempersilakan saya check in. Happily dapet kamar dengan pemandangan ke taman seberang hotel, perfect!
It's really an honor to be chosen as 1 of 6 entrepreneurs to join EY Programs in Monaco, Monte Carlo this year. Selain karena event nya luar biasa keren (World Entrepreneur of The Year), kali ini saya dapat kesempatan untuk pergi ke Eropa, of course the 1st thing that crossed my mind was... Paris! Segera cari peta, lokasi Monaco sama Paris seberapa jauh, ternyata cukup jauh ya. Monaco ada di bagian Selatan sedangkan Paris ada di bagian atas. Karena kali ini harus pergi sendiri sempet mikir2 juga, jadi ato nga ke Paris, karena kalo ke Paris harus nginep beberapa hari di sana. Akhirnya Itinerary yang matang dirancang dari hasil googling2, terutam googling soal Solo Trip Cewek ke Eropa, apakah aman atau nga. Kalo nanya2 orang di sekitar kita pastinya banyak "hati-hati" dan "apa-apa" yang jadi terbayang-bayang, plus kejadian2 di film2 juga jadi pertimbangan :D Anyway... the risk must be taken, my First ever Solo Trip was going very excellent! Here are my itinerary as well, semoga bisa jadi referensi buat temen2 yang mau Short Trip, terutama sendirian ke Paris, Nice and Monaco! It's really worth it!!!! 1. Visa and stuff
Kalo berpergian tanpa ikut tour, cukup PR juga ngurus visa ini. Banyak orang yang takut "ga dapet" Visa, karena baca2 di internet, atau kata orang Travel Agent nya juga. Tapi rasanya sih asal kita memenuhi semua syaratnya, Visa bisa keluar! Sedihnya kemarin ini, saat saya ngurus Visa, sedang masuk high season, jadi banyak sekali applicants, menyebabkan waktu mengurusnya jadi lebih lama. Waktu saya pertama kali apply sebenarnya sudah mepet sekali, hanya sekitar 20 hari sebelum hari keberangkatan. 20 hari adalah waktu yang terlalu mepet, saran saya 1 bulan sebelum paling oke untuk mulai apply. Saya sudah merencakan untuk beli tiket pesawat plus urus visanya ke Travel Agent aja, karena sepertinya akan lebih mudah. Pertama datang ke Panorama di Cihampelas, ternyata mereka sudah ga menerima pengurusan Visa Schengen (visa yang digunakan jika mau berkunjung ke lebih dari 1 negara di Eropa), dan info dari mereka juga bahwa ga semua Travel Agent mau mengurusnya, karena katanya agak ribet. Akhirnya saya ke Wita Tour yang di Wastukencana, dan mereka bisa urus tiket maupun aplikasi visanya. Untuk visa sendiri akan ditanya apakah untuk keperluan jalan-jalan (visa turis) atau bisnis. Karena emang sebenarnya saya untuk bisnis, jadi awal2 mengajukan visa bisnis, tapi ternyata visa bisnis ini lebih sulit, karena persyaratan yang sangat banyak. Karena malah takut ga di approve, akhirnya sesuai saran, saya mengajukan visa turis. Visa turis jauh lebih mudah dan sederhana, hanya melengkapi data-data, termasuk fotokopi buku tabungan dengan nominal saldo tertentu dan foto yang sesuai standar. Data-data yang cukup sulit untuk dikumpulkan adalah terkait transportasi dan akomodasi selama di sana. Seperti ayam sama telur, antara beli tiket duluan atau visa keluar. Karena kalo sudah beli tiket kemudian visa ga keluar bisa rugi belasan juta. Maka saya memilih visa keluar duluan aja, setelahnya baru beli tiket. Resikonya harga tiket semakin mahal mendekati hari H keberangkatan. Setelah semua persyaratan dipenuhi, Travel Agent akan mengirimkan berkas ke badan terkait dan menunggu jadwal interview. Dari aplikasi terkirim sampai menunggu jadwal tidak terlalu lama, sekitar 2-3 hari. Interview dilakukan di Jakarta, tepatnya di daerah Kuningan. Di sana kita akan diinterview dan Tes Biometrik. Cukup lama karena antriannya puanjangggg... di sini dibagi2 ke beberapa kategori, tergantung negara pertama yang didatangi. Untuk Perancis merupakan salah satu negara yang paling laris, jadi antriannya juga paling panjang :)) Total waktu interview, antri dan tes kira-kira 1-2 jam. Setelahnya tinggal menunggu visa keluar. Menunggu visa keluar ini yang prosesnya sangat lama, katanya sih 14 hari kerja. Dan saat saya mengurus banyak tanggal merah pula. Jadi officially mepet sekali dengan tanggal keberangkatan. Singkat kata H-1 visa, paspor dan tiket baru ada di tangan. Cukup deg-degan juga, karena semua persiapan dilakukan dengan super kilat. But kalo udah jodoh ga akan kemana, Solo Trip saya ke Paris direstui :))
7. Paris Destinations
Setelah puas di Louvre, of course next destination adalah tempat must-visit lainnya adalah Eiffel. Menara Eiffel sendiri berlokasi cukup dekat dengan beberapa destinasi lainnya yaitu Arc de Triomphe, jadi biasanya kalo ke Eiffel akan mampir juga ke Arc de Triomphe.
Di Eiffel sendiri di sekitarnya banyak jajanan, salah satunya yang menarik perhatian adalah Crepes Nutella! Hampir setiap stall jual Crepes Nutella ini, dan Crepesnya sesuai selera saya yaitu tidak garing. Jadi langsung aja melipir ke salah satu stall dengan bar besar tempat mereka membuat Crepesnya, dan ternyata sizenya super gede jadi harus PR nih sepanjang jalan berusaha ngabisin si Crepes Jumbo ini!
Setelah dari Eiffel, saatnya menuju Arc de Triomphe. Kalo ikut tur mungkin akan naik mobil/bus, tapi serunya Solo Traveling adalah jalan kaki! Tinggal cek trek jalannya dan ikutin trek tersebut, you will found things that's unpredictable! Sepanjang perjalanan dari Eiffel ke Arc de Triomphe banyak banget cafe2 desserts, coffee shops yang bagus2 dan semua alley (gang) bangunan2 di sana betul2 menghadirkan pengalaman arsitektur yang luar biasa. Semua bangunannya bagus2 and crafted very well! Kesimpulan saya.. the whole city is the destination!
Arc de Triomphe adalah gapura khas kota Paris yang sering banget nongol di film2. Dari film romantis sama film Mafia. Di sekitarnya banyak destinasi belanja! So be prepared!!! Di Arc Triomphe sendiri ga ada aktivitas lain selain foto2 aja sih. Karena pas saya ke sana hari Minggu, jadi saya cari2 Gereja yang lokasinya dekat. Untungnya ada! Namanya Saint Joseph's Church. Gerejanya ga terlalu besar, tapi bangunannya unik dan bagus! Karena udara luar yang super dingin, masuk Gereja bener2 comfy banget, karena di dalam super hangat!
Karena misanya juga baru mulai sekitar jam 7, pastinya pulang sudah agak larut, tapi di Paris, seperti juga di Sydney, matahari mencrang cukup lama, jadi jam-jam 8 / 9 masih seperti sore hari. Jadi pas pulang juga belum gelap. Gawatnya kalo sudah lebih dari jam 9, banyak tempat makan sudah tutup, jadi harus super hunting untuk cari snack2 mengganjal perut.
Salah satu destinasi yang saya cari adalah tempat ngopi terbaik di Paris! Ada 2 tempat destinasi kopi yang saya incer. Yang pertama adalah Holybelly! Berlokasi di Rue Lucien Sampaix, Holybelly ini ga sulit untuk ditemukan. Setelah dari stasiun MRT Republique, jalan sekitar 10 menit untuk menemukannya. Lokasinya bukan di jalan besar dan bukan jalan premium juga. Pas dateng kesini jadi inget Upnormal :)) karena ambient nya mirip dengan Upnormal, sebuah tempat kecil (urband style banget) tapi penuh! And everyone is talking to each other, very alive!
One of the best coffee spot I've ever visit. Lucunya kalo datang berdua atau sendiri, dimintanya duduk di meja besar jadi bareng2 dengan yang lain. Karena saya kesana jam breakfast, jadi most of them ar having breakfast, termasuk saya yang udah kelaperan! Di sini menu breakfastnya menarik banget, karena menu2 nya unik dan bikin ngiler! 7. Paris Destinations Setelah puas minum kopi bergelas2, waktunya membakar kalori :)) Goes to shop! Destinasi belanja yang super lengkap adanya di Galleries Lafayette Haussmann. Berloaksi di Haussmann Boulevard, terdiri dari total 3 gedung guedeeee sekitar 5 lantai di setiap gedung. Lengkap semua barang ada, dari mulai kebutuhan cowok, cewek, perabot rumah tangga, restoran-restoran, oleh2, semuaaaaaaa... super lengkap sampai pusing dan ga mood belanja saking gedenya :D Anyway shopping is not in my top list, but museum is! Puas berkeliling beli beberapa oleh2, lanjut ke next destination : Centre Pompidou, sebuah museum Seni Kontemporer. Ini adalah museum Kontemporer pertama yang saya datangin dan membuat saya wajib mengunjungi museum2 Kontemporer lainnya! One of the most awesome building I've ever seen! Very inspiring, next time harus masuk, karena pas kesana ga keburu keliling. Di samping antriannya yang ga logis, sorenya saya harus berangkat ke stasiun kereta untuk naik kereta malam menuju Nice. Akhirnya saya menghabiskan sore itu di Stravinsky Fountain, secara total ada 16 ornamen unik di area kolam air mancur yang menarik perhatian. Officialy, Stravinsky Fountain ini adalah karya Jean Tinguely dan Niki de Saint Phalle dan udah ada sejak 1983. Tepat di sebelah Stravinsky Fountain, yang juga menarik adalah Paroisse Saint Merri, sebuah gereja tua yang sangat klasik, very beautiful. Dan di jalan sampingnyapun penuh galeri dan toko buku yang menarik sekali untuk ditelurusi. Di dekat Centre Pompidou ini juga ga sengaja nemu Galeri Coklat yang super-cute! So Classy! Bernama Le Comptoir de Mathilde. Rekomendasi Galeri Coklat untuk beli oleh2! Read my complete review. Kalau berkunjung ke Centre Pompidou wajib banget mengunjungi toko coklat nan imut ini, bisa dicapai dengan berjalan kaki. Okay... Time to catch up train, harus segera balik ke hotel untuk ambil barang2! 8. Night Train to Nice Sebetulnya naik kereta malam ini super meraba-raba. Ga tau juga keretanya seperti apa, tapi harusnya terjamin :D Ga tau stasiunnya di mana juga, Go show minta dipesenin taksi dari hotel, menuju Stasiun Kereta (sambil berharap ga ada lebih dari 1 stasiun kereta di Paris!). Tapi untungnya selamat dan tepat sampai di tujuan. Stasiun keretanya bagus banget, rapih dan sepi! Dan kurang tempat asik buat nongkrong, jadi terpaksa cari tempat coffee shop apa aja deh asal bisa duduk ngecas dan internetan. Di sini nemu coffee shop yang sepertinya masih 1 grup sama Brioche Doree (kalo ga salah brand ini pernah ada di Indonesia ya, soalnya cukup familiar). Dan sambil nunggu jajan Kebab. Saya sampai di stasiun cukup awal, sekitar 1-1 1/2 jam sebelum keberangkatan, untuk make sure sampai ke tempat yang tepat dan punya waktu untuk tanya2 informasi.
Di Paris, ga ada Porter, jadi bawa2 tas semua harus sendiri, so smart tips saat going Solo is to make sure you got all your stuff effectively. Semua barang harus bisa dibawa dengan 2 tangan. Kepraktisan ini berhubungan dengan naik2 kereta seperti yang saya alami atau saat kita harus ke toilet. 9. Half Day at Nice, France Walaupun menginap di Monte Carlo, Monaco, ga susah untuk main ke Nice. Karena jaraknya deket banget kayak dari Bandung ke Lembang. Monaco sendiri super kecil. Bisa keliling kota dalam waktu 1/2 hari hehe.. dan di sini public transportnya asik banget, busnya banyak dan track nya mudah dipahami, officialy bus mereka mengitari Monaco, dari atas sampai bawah jadi ga akan tersesat. Begitu juga untuk pergi ke Nice, ada bus dari Monte Carlo langsung, bus dengan nomor 100 (detil rute, harga dan jam nya bisa dilihat di sini) dan harganya bahkan lebih murah dibanding muter2 di dalam Monaco-nya. Saya berangkat pagi2 take the 1st bus (sebenernya bus nya juga setiap 15 menit ada) headed to Nice. Pemandangan sepanjang jalan dari Monaco ke Nice super keren!! Nice dan Monaco sama2 di pinggir laut, tepatnya di teluk. Jadi banyak yacht dan vila di sepanjang jalan. Untuk susun itinerary di Nice juga ga susah, salah satu yang menarik untuk dikunjungi adalah... pasar!!!! Di sini ada pasar bernama Course Saleya yang buka dari pagi, isinya ada makanan2, tapi most of them are flowerssss... banyak yang bisa dijadiin oleh2 di sini, seperti sabun2, paintings from local artists, dan kopi! Di sini juga saya hunting coffee shop terbaik di Nice, hasil dari Googling nemuin sebuah tempat kecil bernama Marc de Cafe! Tempatnya bener2 unbelievable ada di gang! Kalo memandang ke atas ada jemuran! Tapi jemuran orang perancis, agak berbeda dari jemuran orang Indonesia :D Lokasinya betul2 di gang, tepatnya di belakang sebuah gereja tua. Pas datang ke sana, penjualnya belum siap, jadi diminta nunggu, akhirnya saya muter2 dulu ke gang2 lainnya. Di gang lain, kepincut sama sebuah toko kopi bernama Brulerie des Cafes Indian, karena banyak banget biji kopi yang dijual. Dari penampakannya kayaknya ahli kopi banget nih.. akhirnya saya beli latte hangat dan beli biji kopi Guatemala untuk oleh2 (bisa pilih biji kopi kemudian di kilo dan di kemas per 1kg).
Selama hampir seminggu, saya menginap di Fairmont Hotel, salah satu hotel yang super recommended. Terutama kamar di sisi hotel yang saya pilih, karena viewnya super awesome! Menghadap langsung ke laut. Salah satu pemandangan laut paling indah yang pernah saya lihat! Karena teluk, jadi lautnya betul2 tenang. Kalo malam nyaris ga percaya itu laut betulan, karena super tenang sekali, like a silk fabric, very beautiful!
10. A week in Monaco
Monaco terdiri dari beberapa area, tapi jangan kebayang areanya area ala Jakarta ya, karena ini sih lebih cocok komplek :)) dibandingkan area. Contohnya saya menginap di Monte Carlo, Monte Carlo ini adalah contoh 1 area, tapi super kecil! Jalan kaki juga bisa ke area tetangga sebelah.
Buat honeymoon, Monaco perlu jadi pertimbangan :)) Anyway, Fairmont Hotel ini recommended banget, karena punya 2 akses. Dari lobi bawah bisa lebih dekat ke pantai, tapi akses roof toop mereka dekat dengan Buddha Bar, dan hanya 3 menit jalan kaki menuju Monaco Casino. Jadi super strategis.
Di Monaco sendiri tidak terlalu banyak destinasi turis yang menarik (buat saya), karena sebagian besar adalah seputar yacht-ing, Casino-ing dan shopping. Museumnya pun ga ada yang besar, jadi hampir 1 minggu disana udah sukses bikin saya mati gaya :)) |
Categories
All
Archives
May 2023
AboutNothing brings people together like good food |