If you want to see the world differently, go to New York!
Kalo ternyata impact dari pergi ke New York adalah seperti yang saya rasakan, probably it would be the first on my list. But never come across in my mind, that this city could change the way I see the world. So it should be the first in yours.
Solo Traveling saya yang ketiga ini, juga tidak direncanakan (Read my first and second Solo Traveling). Somehow the opportunity to fly to one of the best school in the world: Harvard, came across. I'm not a person that would turn away from chances, so I buy my ticket and pack my bag. Harvard yang berlokasi di Boston ini sangat menarik, karena di peta, dekat banget dengan New York!
Pengalaman berasumsi "dekat" karena liat peta dan berakhir buruk saat pergi ke Samosir, membuat saya jauh lebih berhati2 dan mengecek setiap detail yang perlu saya cek :D Dan ternyata New York to Boston memang dekat, dari ukuran antar kota di US, namun tetap harus ditempuh dengan penerbangan lokal. Dekat di US artinya penerbangannya paling makan waktu 1 jam, dan penerbangan dari New York ke Boston makan waktu cuma sekitar 45 menit... So.... the risk is manageable ;))
Pengalaman berasumsi "dekat" karena liat peta dan berakhir buruk saat pergi ke Samosir, membuat saya jauh lebih berhati2 dan mengecek setiap detail yang perlu saya cek :D Dan ternyata New York to Boston memang dekat, dari ukuran antar kota di US, namun tetap harus ditempuh dengan penerbangan lokal. Dekat di US artinya penerbangannya paling makan waktu 1 jam, dan penerbangan dari New York ke Boston makan waktu cuma sekitar 45 menit... So.... the risk is manageable ;))
The Preparation
Beberapa kali pengalaman Solo Traveling, preparation is the real key. Dari mulai persiapan apa aja yang dibawa sampai mau kemana. Ada beberapa tipe traveling, seperti salah satunya yang menarik yang baru saya baca, adalah tipe traveling exploring, put on so many risks (or if you set up your mindset at the first place, it wouldn't categorized as a risk though), seperti yang dilakukan oleh Clara Bensen yang diceritakan detail di bukunya dan bikin mupeng (baca di sini). Tapi mau traveling bergaya apa balik lagi soal pilihan, seperti untuk saat ini I will plan my trip very detail, because of some specific reasons below.
:: You want to visit the most important place in the city ::
Saat kita ke suatu kota tertentu, belum tentu kita tau semua tentang kota tersebut. So far salah satu tujuan saya traveling adalah untuk "pernah berada" di tempat2 yang penting/fenomenal/amazing based on my interest of course. Jadi sangat penting untuk melakukan riset sebelumnya, tempat apa saja yang penting di kota tersebut. I did my research through various channel on net: pinterest, youtube, official sites and I'm making sure every interesting place for me, I know and I'm planning to go to it. Jangan sampai udah pulang atau udah di jalan pulang kita baru tau "oh ada tempat itu dan gw pengen banget pergi", tapi udah ga bisa karena udah sampai rumah atau udah ga keburu.
:: You plan your route, because it saves time and energy ::
Dari 2 pengalaman sebelumnya Solo Traveling, 22nya saya merasa kecapekan dan ga efektif. Karena di jalan seringkali masih googling2 tempat apa ini, kesana naik apa, bukanya jam berapa, mendingan ke tempat A dulu atau ke tempat B dulu and so on. One of my ineffective experience is not to have internet access to do all those things in nowhere; and that's truly exhausted. So this time I'm much more prepared, I did buy my SIM Card at the airport, I did buy my metro card at the airport. Sometimes when you just go with the flow, you will end up half of your first day just to look for SIM and Metro Card. In my 2 days trip, I don't want that to happen; probably it will be fine in a 2 weeks trip.
Selain do research, I also do mappings on the places I want to go, BUT the fun thing is... you don't have to do it precisely. So it's just a guide, and you still can do everything with "go with the flow". Mood in Solo Traveling is very important. If you feel tired, just back to the hotel and sleep. If you feel you can't sleep (just like my case... wake in 4am), than just go out and jog in 5am. But at least you have route, mapping and places you want to go. Tinggal cocokin dengan mood saat itu, lagi pengen makan yang gurih2 sudah ada tempat untuk dituju, pengen makan yang manis2 udah punya list nya juga, and so on... And the fact is I did not go to every place that I've listed, and I don't feel sorry about it, because I'm not into it and no regret.
:: You want to visit the most important place in the city ::
Saat kita ke suatu kota tertentu, belum tentu kita tau semua tentang kota tersebut. So far salah satu tujuan saya traveling adalah untuk "pernah berada" di tempat2 yang penting/fenomenal/amazing based on my interest of course. Jadi sangat penting untuk melakukan riset sebelumnya, tempat apa saja yang penting di kota tersebut. I did my research through various channel on net: pinterest, youtube, official sites and I'm making sure every interesting place for me, I know and I'm planning to go to it. Jangan sampai udah pulang atau udah di jalan pulang kita baru tau "oh ada tempat itu dan gw pengen banget pergi", tapi udah ga bisa karena udah sampai rumah atau udah ga keburu.
:: You plan your route, because it saves time and energy ::
Dari 2 pengalaman sebelumnya Solo Traveling, 22nya saya merasa kecapekan dan ga efektif. Karena di jalan seringkali masih googling2 tempat apa ini, kesana naik apa, bukanya jam berapa, mendingan ke tempat A dulu atau ke tempat B dulu and so on. One of my ineffective experience is not to have internet access to do all those things in nowhere; and that's truly exhausted. So this time I'm much more prepared, I did buy my SIM Card at the airport, I did buy my metro card at the airport. Sometimes when you just go with the flow, you will end up half of your first day just to look for SIM and Metro Card. In my 2 days trip, I don't want that to happen; probably it will be fine in a 2 weeks trip.
Selain do research, I also do mappings on the places I want to go, BUT the fun thing is... you don't have to do it precisely. So it's just a guide, and you still can do everything with "go with the flow". Mood in Solo Traveling is very important. If you feel tired, just back to the hotel and sleep. If you feel you can't sleep (just like my case... wake in 4am), than just go out and jog in 5am. But at least you have route, mapping and places you want to go. Tinggal cocokin dengan mood saat itu, lagi pengen makan yang gurih2 sudah ada tempat untuk dituju, pengen makan yang manis2 udah punya list nya juga, and so on... And the fact is I did not go to every place that I've listed, and I don't feel sorry about it, because I'm not into it and no regret.
Airlines & Accomodation
Saat pergi saya naik Emirates, karena belum pernah naik Emirates dan "ke Dubai" sebelumnya, so because they transit in Dubai so it would be a good choice. Untuk kembali, saya memilih tetap pakai ANA, kalo ga salah karena waktu itu memang dapat harga lebih murah dengan ANA, dan saya kembalinya dari Boston bukan dari New York.
Dari New York ke Boston very easy karena penerbangan lokal di US banyak banget dan ga mahal2 amat. Saya naik JetBlue, the flight was like 45 mins, kayak naik kereta baru merem udah sampe XD. Regarding this matter of flights this time I've learned that big bags doesn't solve your problem. First of all because you include local flight in your itinerary so there is weight limit in local flights that usually less than international one (I did pay the charge of the extra limit).
Dari New York ke Boston very easy karena penerbangan lokal di US banyak banget dan ga mahal2 amat. Saya naik JetBlue, the flight was like 45 mins, kayak naik kereta baru merem udah sampe XD. Regarding this matter of flights this time I've learned that big bags doesn't solve your problem. First of all because you include local flight in your itinerary so there is weight limit in local flights that usually less than international one (I did pay the charge of the extra limit).
Than, international flights also set weight limit on each bag, dan saat pergi walaupun lebih berat tapi diloloskan, alhasil pas balik membawa masalah :D alias mana bisa lolos yang beginian dari US. Akhirnya pilihannya adalah membayar 200 USD or throw your some stuffs away :D And I choose the last one :D So it was a great experience because I'll remember that I did throw my jeans, gym cloth and a cardigan on the airport :D. Saat pergi Solo Traveling, hotel sometimes is not the most important. Yang penting buat saya adalah aman dan bersih. Di New York sendiri saat memilih2 hotel saya merasa jauh lebih mudah saat mencari hotel di San Francisco. |
|
Untuk daerah, saya memilih yang dekat dengan beberapa tempat yang mau saya tuju, yang saya pilih ini bernama Jefferson Washington Hotel berlokasi di antara Central Park dan Time Square, Broadway and so on.
Ternyata seperti biasa saya terdelusi dengan jarak di peta, kirain deket tapi lumayan juga beberapa blok di New York, masalahnya blok-blok mereka ukurannya lumayan gede2 :D Ke Central Park dan Time Square nga terlalu dekat, tapi bisa ditempuh dengan jalan kaki dengan kondisi badan yang bugar :D Tapi untuk ke Broadway super dekat sekitar 10 menit saja. Daerahnya sangat strategis, banyak tempat makan dan train stations. Overal I'm very satisfied with the hotel, nice service and clean. I would rate it as 8/10. |
Another change to visit, saya menginap di Novotel Times Square. Lokasi yang masih dalam 1 area dengan Jefferson Washington. Novotel adalah budget hotel yang juga recommended karena lokasinya strategis dan viewnya bagus! Lokasinya walking distance baik ke Broadway, Timesquare maupun Central Park!
SIM Cards & Transportation
Pengalaman last time in Paris susah banget cari SIM Card, jadinya sekarang setiap sampai bandara langsung beli SIM Card (first thing to do). Kemarin ini pas keluar beres urus ini itu, langsung melipir ke mini market di dalam bandara karena ini tempat satu-satunya yang saya liat jual SIM card (nga ngubek dulu sih karena udah capek nungguin bagasi lama nya banget2). Sedihnya beli SIM Card di sini mahal banget, cuma ada paket yang 30 hari dan cost sekitar kalo dirupiahin 500ribuan dan merk providernya ga pernah denger. Eh taunya pas jalan sedikit lihat counter AT&T T_T feeling lebih murah di sana.
Di mini market ini juga saya sekalian beli Metro Card. Jangan lupa kalo beli Metro Card tanya dulu apakah berlaku untuk semua public transport (just checking!) Di New York satu Metro Card bisa dipakai untuk both Buses and Subways. |
New York, khususnya Manhattan adalah kota dengan public transport paling mudah dimengerti (so far dari semua yang saya kunjungi). Tatanan jalannya pun mudah dipahami. Nama-nama jalannya menggunakan angka, jadi susah nyasar. Konsep yang perlu dipahami juga soal "Downton" dan "Uptown". Kalo liat di peta "Uptown" berarti ke arah atas dan "Downtown" berarti ke arah bawah.
Hal ini penting saat kita mau naik Subway, karena "pintu masuk" Uptown dan Downtown suka beda, jadi jangan sampai salah. Metro Cardnya ada yang paket seminggu ada juga yang bebas top up. Kalo yang paket seminggu saat mau di top up harus top up paket lagi. Supaya fleksibel saya beli yang bebas top up, jadi saat habis langsung top up aja. Sebagian besar stasiun Subway nya ada mesin top upnya, otomatis masukin uang langsung ke mesinnya. |
|
Subways beda-beda negara, beda kota, beda karakternya. Jalan-jalan dengan Subway adalah cara yang paling tepat untuk merasakan budaya dan karakter orang-orang di kota tersebut. New York, specially Manhattan, tidak seperti yang gw pikir, orang-orangnya ga terlalu keren2 amat malah cenderung pada kumuh :D Stasiun2 Subwaynya juga kotor2 dan ledek... some offers you this exciting entertainment ;))
|