STEFANIE KURNIADI
  • Home
  • About
    • Awards & Achievements
    • Send Message
  • KAMUS JALAN
    • Taiwan NEW!
    • Tokyo New!
    • Shanghai New!
    • Semarang NEW!
    • Malaka New!
    • Dalian, China New!
    • Bangkok New!
    • Sydney New!
    • Bali
    • Seattle
    • Seoul
    • Makassar
    • Singapore
    • Amman, Jordan
    • Dubai
    • Atlanta
    • Kuala Lumpur
    • Ho Chi Minh
    • New York
    • Melbourne
    • Yogyakarta
    • Malang
    • Surabaya
    • Paris
    • Sydney
    • San Francisco
    • Nice, France
    • Monaco
    • Samosir
    • Klaten
    • Gili - Lombok
    • Batam
    • Bali
    • Medan
  • KAMUS MAKAN
    • BEST FOOD
    • THE BEST THING I EVER ATE >
      • Coffee
      • Bakmi
      • Steak
      • Italian
      • Dessert
      • Ramen
      • Indonesian
      • Seafood
      • Yum Cha
      • Sushi
  • Blog
  • Coffee Journal

God must be smiling when He created Samosir

Tentu sebagai orang Indonesia, kita tahu bahwa di sudut atas Pulau Sumatra yang sangat luas ada danau legendaris bernama Danau Toba. Saat saya terbang ke Aceh pun saya sempat melewati danau yang luar biasa besar ini dan terlihat jelas dari atas. Namun sampai kemarin ada event Samosir Ultra Marathon 2016, belum pernah terbersit di kepala untuk sengaja datang ke sini, purely karena Danau Toba saat ini tidak setenar berbagai destinasi turis di Indonesia lainnya (jadi lack of information, ga tau kalo ternyata surga yang di dunia itu adanya di Danau Toba :)) 
Picture
One of the most beautiful place I've ever visited.
​Saya juga baru aware kalo ternyata daerah yang terkenal di Danau Toba adalah bernama Samosir. Samosir sendiri adalah nama Pulau yang letaknya berada di tengah Danau Toba. Kalau lihat di peta lucu sekali memang, di tengah danau yang luas ini ada 1 pulau yang "nyengsol" ke tengah-tengah danau dan "sambungan" dengan daratan nya pun sedikit sekali, jadi pulau ini nyaris sepenuhnya menjorok ke luar dari daratan.
Saya kira yang namanya Pulau Samosir itu kecil (karena emang liat di peta kan emang kecil >> compare to Pulau Sumatra) tapi ternyata pas dijalanin, nga ada kecil-kecilnya sama sekali. Luas Pulau Samosir sendiri adalah 243.2 mi2 sedangkan negara Singapura sendiri luasnya 277.6 mi2. Jadi kemarin muterin Pulau Samosir itu mirip2 dengan muterin negara Singapura :D

Overall walaupun butuh perjuangan yang amat sangat untuk menuju dan sedari Pulau Samosir, but... ini adalah salah satu tempat yang WAJIB dikunjungi! Karena tempat ini menawarkan sebuah pengalaman yang sangat berkesan, I just merely can say that this island is full of LOVE. Tuhan banyak berbicara di sini, baik melalui keindahan alamnya, kesederhanaan orang-orangnya, kenikmatan cuacanya (perfect weather!) udara yang sejuk dengan hangatnya sinar matahari. Truly in love with the place, dan tentunya saya akan sangat mau untuk kembali lagi.
Enjoy my stories below about How Samosir touched my heart ;))

How to get there
Pergi ke Samosir ini merupakan salah satu destinasi paling penuh perjuangan kedua, setelah ke Pulau Peucang :)) tapi bisa dibilang ke Samosir ini jauh lebih jauh dan lama. Penuh perjuangan sendiri dikarenakan baru kali ini saya menuju ke suatu tempat, menggunakan berbagai moda transportasi yang berbeda-beda, literally saat menuju Hotel tempat saya menginap di Samosir ini, saya naik : pesawat-mobil-ferry-dan berjalan kaki 5km :))

Bagi kalian yang mau ke Samosir ini dan datang dengan naik pesawat, sebaiknya memilih jalur yang langsung berhenti di Bandara Silangit. Karena dari Bandara Silangit ke Samosir kira-kira makan waktu 4 jam jalur darat dan 3 jam jalur darat dan ferry. Sedangkan jika kalian naik pesawat ke Medan, maka harus menempuh perjalanan darat sekitar 6 jam. Saya juga baru aware kalo ternyata Samosir ini jauh dari Medan saat saya sampai di sana :D :D *bukan anak Geografi*
Bandara Silangit adalah sebuah bandara kecil yang indah, dengan bangunan terminal yang sederhana. Penerbangan ke Bandara Silangit ini hanya sekitar 2 penerbangan saja dalam 1 hari. Tadinya saya pikir akan mudah untuk mendapatkan kendaraan umum dari sini (begitu kata hotel tempat kami menginap), tapi saya jadi tidak yakin juga karena bandara ini kecil dan jika tidak ada jadwal penerbangan, sangat sepi sekali; dan untungnya waktu itu saya dan teman-teman sudah menyewa mobil terlebih dahulu sehingga saat kami sampai di sana, sudah ada sopir yang stand by ​menjemput kami.
Picture
Menuju mendarat, kita akan dimanjakan dengan pemandangan Pulau Sumatra yang luar biasa, penuh dengan perbukitan dan sungai-sungai yang besar. Truly Beautiful!
Picture
Bandara Silangit yang kecil, tapi sangat homy ;))
Perjalanan dari Bandara Silangit ke Samosir kami mulai dengan naik mobil sewaan. Setelah mendengar bahwa tujuan kami ke Samosir, bapak sopirnya langsung menyarankan untuk naik ferry, karena jika berkendara tanpa naik ferry makan akan makan waktu minimal 4 jam, sedangkan dengan naik ferry bisa sekitar 3 jam.

Tujuan untuk pergi menggunakan kapal ferry adalah ke Pelabuhan Ajibata, daerah Parapat dengan jarak tempuh sekitar 1 jam 40 menit dari Bandara Silangit. Trek menuju ke Pelabuhan ga bisa dikatakan nyaman, terlebih bagi yang duduk paling belakang ;)) harus siap mengalami berbagai guncangan2 baik yang skala kecil maupun skala heboh :D :D Maka mampir ke mini market buat beli teh dingin dan roti coklat itu sangat dibutuhkan untuk menjaga ga kelaperan dan pusing :))

Sebelum naik ferry, kami menyempatkan untuk makan siang dulu di daerah Parapat, tepatnya di Jl. Sisingamangaraja yang sangat ramai karena memang merupakan jalan perlintasan.
Salah satu destinasi yang paling aman, maksudnya adalah rasanya bisa diterima oleh lidah umum, adalah masakan Padang! Ga sulit untuk mencari restoran Padang di Samosir (maupun di daerah Sumatra Utara lainnya), dan mereka lebih familiar menyebut Minang daripada Padang. Restoran Minang yang menarik kami mampiri adalah RM Istana Minang II karena memang tempat nya besar dan cukup bersih dan saat kami kesana lagi banyak rombongan, jadi cukup meyakinkan, dan memang secara rasa cukup enak.
Setelah perut kenyang akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Ajibata. Jujur saja ini pertama kalinya saya naik ferry, malah kirain tadinya kalo naik ferry itu nga pakai mobil, hanya orangnya saja. Ternyata mobilnya pun bisa diangkut :)) *norak mode on*. Pelabuhan Ajibata tidak terlalu besar, dan malah karena waktu itu ada event lari dan banyak orang yang mau menyeberang ke Danau Toba, jadi sangat penuh. Antrian mobil mengular panjang dan kami pesimis bisa dapet giliran dalam waktu dekat.

Dan ternyata betul saja, ferrynya tidak terlalu besar jadi menampung mobilnya tidak bisa terlalu banyak. Untungnya karena memang lagi high traffic, jadwal penyeberangannya ditambah. Jadi kami yang harusnya baru bisa berangkat jam 4, sudah bisa berangkat dari jam 2. Tapi tetap saja mobil kami harus ikut ke jadwal berikutnya karena ga muat, akhirnya kami duluan, siapa tau sampai di seberang bisa naik kendaraan umum menyambung untuk menuju hotel.
Picture
Suasana Pelabuhan Ajibata yang "Indonesia Banget" bikin hati tenang :))
Kapal ferry kami naiki kondisi nya emang ga bagus, mungkin seperti ini ya standar kapal ferry pada umumnya di peloksok Indonesia (maklum pertama kali naik Ferry :)) di bagian bawah full kosong untuk area mobil, sedangkan tempat duduk penumpang ada di lantai 2. Untuk naik ke atas pun tangganya cukup terjal, kalo untuk orang tua pasti susah dan untuk difabel nga bisa juga :D Di bagian atas kapal suasananya nyaman banget, dengan deretan kursi dan jendela yang besar-besar ke berbagai penjuru jadi bisa melihat pemandangan luas. Angin yang berhembus juga adem banget, suasananya pas banget buat tidur siang :D
Yang menarik sembari menunggu kapal ferry berangkat adalah sekelompok anak-anak laki-laki yang dengan heboh stand by untuk beratraksi, iya saya sebutnya atraksi :D alias loncat ngambilin duit. Sepertinya sih hal ini umum banget ya, tapi bagi saya baru pertama kali liat jadi awalnya nga tau kenapa ya banyak anak laki2 topless stand by di pinggir-pinggir kapal dengan posisi siap terjun :D Para penumpang yang bosan menunggu kapal berangkat, berlomba2 untuk melempar uang ke air, ada yang logam, ada yang uang kertas; lalu disambut oleh para anak laki-laki yang terjun dan berenang dengan tangkas untuk mengambil hasil lemparan para penumpang.

Awalnya bagi saya, hal ini kurang etis ya, karena seperti kurang sejajara dan kurang berperi-kemanusiaan, seperti ada yang melempar umpan dan ada yang menangkapnya. Tapi kayaknya ga ada tuh yang merasa ada yang aneh dengan hal ini, si bocah-bocah juga pada happy dan menjadikannya mata pencaharian iseng mereka. But itulah yang namanya local wisdom, di mana kita ga bisa menjudge sesuatu dengan ukuran kita sendiri, karena setiap orang, setiap daerah, setiap budaya punya sistem mereka sendiri, dan ga ada yang jelek dengan hal itu.
Akhirnya setelah beberapa waktu kapal ferry selesai meload muatan mereka baik orang maupun kendaraan, kapal pun siap berangkat. Perjalanan menyeberang dari Pelabuhan Ajibata ke Pulau Samosir makan waktu sekitar 30-45 menit, tidak terlalu lama, jadi tidak akan terlalu bosan. Bagi yang mengantuk bisa tidur siang atau yang ingin menikmati pemandangan juga bisa santai. Sinyal di Pulau Samosir dan sekitarnya sangat baik, jadi jangan sampai takut ga bisa update :)) sepanjang perjalanan Ferry juga adalah waktu yang tepat untuk update hasil-hasil hunting foto sebelumnya.
Picture
Hotel tempat kami menginap lokasinya lebih dekat diakses jika menyeberang dengan Kapal Ferry
Sesampainya di Pulau Samosir, kita tiba di Pelabuhan Tomok. Pelabuhan ini serupa dengan Ajibata, tapi jauh lebih sepi dan ekspektasi kami untuk bisa dengan mudah menemukan angkutan umum sama sekali tidak terpenuhi T_T. Yang ada setelah ferry datang, tidak lama penumpang langsung ludes habis dan pelabuhan kembali sepi total. Untungnya masih ada warung yang bisa kita tongkrongi untuk jajan-jajan es krim sekilas.

Akhirnya setelah merasa terlalu lama menunggu (karena mobil kami datang dengan jadwal ferry berikutnya) dan putus asa menemukan angkutan umum, akhirnya kami memutuskan untuk jalan kaki ke hotel tempat kami menginap. Setelah dilacak lewat google map, jaraknya kira-kira hampir 5km dan jalan kaki ditempuh sekitar 60 menit.
Selama 60 menit perjalanan, sangat menarik karena tidak hanya kita bisa sesekali menikmati pemandangan Danau Toba secara langsung, kita juga bisa memperhatikan cara hidup masyarakatnya. Lingkungan di sana sangat tenang, penduduknya pun sedikit, sebagian besar yang terlihat adalah orang tua dan anak kecil. Berbagai hewan bebas berkeliaran, sebagian besar adalah kerbau, ayam dan terutama anjing. 
Where to stay
Setelah eksplorasi di sekitar Danau Toba, ternyata ada beberapa titik menginap berbeda2 untuk sama-sama bisa menikmati keindahan Danau Toba.

Yang pertama adalah di daerah Parapat. Saat kami akan menyeberang dengan kapal ferry dari Pelabuhan Ajibata, di daerah Parapat, banyak terdapat penginapan dan villa yang tersedia. Walau tidak harus menyeberang ke Pulau Samosir, dari area ini juga sudah bisa menikmati keindahan Danau Toba.
Picture
Area kedua adalah area di seberang danau di mana jika dari Bandara Silangit, lebih dekat jika menggunakan jalur darat dibandingkan menyeberang dengan ferry. Patokan untuk menginap di daerah ini adalah sebuah hotel besar bernama Hotel Sitio Tio. Hotel Sitio Tio ini adalah salah satu hotel terbesar dan terbaik dan memiliki halaman langsung dengan view luas Danau Toba.
Area ketiga adalah area tempat saya menginap yaitu di ujung luar salah satu sisi Pulau Samosir, jadi kalo di peta, area ini ada di tengah-tengah Danau Toba. Menurut saya ini adalah area yang terbaik karena lingkungannya lebih asri dibandingkan 2 area yang saya ceritakan. Di 2 area yang saya ceritakan cukup ramai dengan adanya hilir mudik kendaraan, tapi jika menginap di Pulau Samosir, keadaannya lebih tenang dan mirip seperti jalan-jalan di Ubud.

Di Pulau Samosir, salah satu penginapan terbaiknya bernama Samosir Villa Resort. Jangan terkecoh, di Online kalian akan menemukan Samosir Villa Resort atau Samosir Villas Resort. Tapi supaya pasti, yang saya maksud adalah yang alamatnya di Jl. Lingkar Tuktuk Siadong, Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.

Di Samosir Villa Resort ini, mintalah kamar dengan view langsung ke arah Danau. Kamar kami kebetulan berada di lantai bawah (dari pintu masuk utama, turun cukup jauh, karena posisi hotel ini seperti berada di tebing pinggir danau). Sehingga di teras depan kamar langsung menghadap view terbuka Danau Toba yang sangat indah.
Picture
Suasana area dalam Hotel Samosir Villa Resort yang nyaman seperti di rumah sendiri.
Hotel-hotel di Danau Toba dan sekitarnya masih memiliki standar hotel lokal, dan memang belum ada brand-brand hotel internasional, jadi dari sisi fasilitas dan kebersihannya juga masih standar lokal. Namun di Samosir Villa Resort ini makanannya enak-enak lho. Baru pernah kami menginap di hotel dan makan siang, makan malam pesan di hotelnya ;)) selain juga memang jarang tempat makan di sekitar penginapan, jadi sambil menikmati udara dan pemandangan, kami makan di hotel saja, plus memang suasanannya nyaman sekali seperti di rumah sendiri.
What to do
Kebetulan saat saya dan teman-teman berkunjung ke Pulau Samosir yang sangat indah ini, kami dalam rangka ikutan Samosir Ultra Marathon 2016. Jadi saat kami di sana memang tidak berkunjung ke tempat2 wisata, melainkan ikut event lari.

Tapi kalo saya coba liat2 tempat wisata yang bisa dikunjungi di Samosir ini, sebagian besar adalah wisata alam. Banyak sekali wisata tentang batu, saya juga ga tau kenapa, dari batu yang bisa terbang, batu yang bisa mengeluarkan suara, atau batu2 unik lainnya.

Namun tantangannya adalah untuk mengunjungi berbagai wisata alam ini harus "masuk-masuk lagi ke peloksok" dan membutuhkan waktu 1/2 sampai 1 jam perjalanan. Seperti yang saya bilang, seperti kecil Pulau Samosir ini, tapi kalo udah di sana super gede, alias capek muterinnya juga.

Jalanan di sana ga bisa dibilang bagus juga tapi ga terlalu jelek juga, beberapa lubang kadang ada tapi masih bisa untuk mobil ngebut.

Saran saya bagi kalian yang ga terlalu tertarik dengan wisata alamnya, bisa menjadikan kunjungan ke Samosir ini self-time, alias santai, melakukan aktivitas olahraga, seperti renang atau wisata air di Danau Toba (jet ski), jogging, atau santai baca buku, minum kopi dan tidur siang.

Bagi saya dan teman-teman ternyata ga gampang juga ya untuk santai hehe.. akhirnya kami memutuskan untuk berangkat ke Medan keesokan hari nya karena udah mati gaya :))
Picture
Track to Medan
Jalan-jalan ke Samosir, pas nya ditutup dengan berwisata ke kota Medan. Tapi ternyata dari Samosir ke Medan itu perjuangannya cukup panjang ya. Selain bisa ditempuh dengan naik pesawat terbang (dari bandara Silangit), bisa juga melalui jalur darat dengan mobil.

Di peta sih cuma 6 jam perjalanan. Tapi seperti apa 6 jam perjalanannya itu lho yang sangat menarik! Di awal perjalanan kita akan seperti mengitari Danau Toba, yang jelas saking gedenya si Danau Toba ini kayak ngikutin kita terus kemana-mana, dari naik bukit turun bukit kemana-mana masih aja keliatan terus Danau Toba nya ;))

Kita akan melewati sebuah daerah seperti tebing-tebing, tepatnya karena dataran Sumatra ini berbukit2 jadi mau ga mau kita harus ikut naik turun bukit. Namun track menyisir bukit ini sungguh mempesona sekaligus bikin deg-degan, karena pinggir jalur mobil nya langsung jurang.
Setelah melewati perbukitan dan lintas hutan, kota-kota yang dilalui juga menarik. Kota-kota kecilnya mirip Lembang dan Puncak dan penuh dengan pertokoan khas pegunungan (jajan jagung bakar di pinggir gunung, dll).

​
Berangkat dari Samosir sekitar pukul 12, sampai di kota Medan sekitar pukul 7 malam karena area yang kita lalui banyak juga ternyata yang cukup padat dan merayap.
Picture
Pemandangan di sepanjang jalan di Pulau Samosir. Jalanannya yang lebih tinggi memungkinkan kita untuk melihat danau secara jelas, sebagian besar penginapan berada di tebing yang berbatasan langsung dengan tepi danau.
Picture
Jalan-jalan ke perbukitan bagian atas, maka kita akan menikmati pemandangan yang super sekali! Truly beautiful, sangat tenang dan magis!
Sooo... Samosir is one of the most beautiful place I've ever visited,
​and of course listed as one of a-must-visit place in our beloved Indonesia ;))

Powered by Create your own unique website with customizable templates.
  • Home
  • About
    • Awards & Achievements
    • Send Message
  • KAMUS JALAN
    • Taiwan NEW!
    • Tokyo New!
    • Shanghai New!
    • Semarang NEW!
    • Malaka New!
    • Dalian, China New!
    • Bangkok New!
    • Sydney New!
    • Bali
    • Seattle
    • Seoul
    • Makassar
    • Singapore
    • Amman, Jordan
    • Dubai
    • Atlanta
    • Kuala Lumpur
    • Ho Chi Minh
    • New York
    • Melbourne
    • Yogyakarta
    • Malang
    • Surabaya
    • Paris
    • Sydney
    • San Francisco
    • Nice, France
    • Monaco
    • Samosir
    • Klaten
    • Gili - Lombok
    • Batam
    • Bali
    • Medan
  • KAMUS MAKAN
    • BEST FOOD
    • THE BEST THING I EVER ATE >
      • Coffee
      • Bakmi
      • Steak
      • Italian
      • Dessert
      • Ramen
      • Indonesian
      • Seafood
      • Yum Cha
      • Sushi
  • Blog
  • Coffee Journal