Saya ga bisa dikategorikan peminum teh, karena biasanya ada beberapa list minuman yang biasa saya pilih sebelum pada akhirnya pilihan jatuh ke teh. Pertama tentu adalah kopi (tapi sayangnya ga bisa semua timing bisa minum kopi :)), pilihan berikutnya kalo ga bisa minum kopi tentu adalah air putih. Tapi kalo kapasitas lagi memungkinkan saya selalu pesan jus/minuman yang sehat. Tapi teh selalu punya tempat somehow. Teh favorit saya adalah Early Grey. Pertama kali Earl Grey tentunya di Starbucks, karena ada masanya sewaktu meeting seminggu 4 kali ke Jakarta, hidup saya cuma antara kantor klien, mobil dan Starbucks. Di Starbucks sendiri nga bisa pesen kopi terus2an, dan nga mau pesen yang tinggi gula juga, maka akhirnya pilihan selalu jatuh ke teh, dan dari semua teh yang disediakan Starbucks, yang paling saya suka adalah Earl Grey. Akhirnya karena bertahun2 minumnya selalu Earl Grey, sekarang ini kalo minum Earl Grey lagi selalu mengingatkan akan masa lalu, ga ada spesifiknya sih tentang apa masa lalunya, tapi yang jelas menghadirkan perasaan yang nyaman, friendly, feels like home.
Teh berikutnya yang jadi favorit saya adalah Green Tea. Bukan karena rasanya tapi karena khasiatnya yang bisa melunturkan lemak2 di perut :)) menggiurkan kan... ada masanya saya rajin minum Green Tea setiap hari, dan memang bikin perut cepet kecil (tentu dengan diet dan latihan lainnya ya :)) So... tea is always been special to me ;)) It comes very special in some easy days... kapan ngeteh bareng?
0 Comments
Sudah jadi keinginan sejak lama untuk bisa diving... tapi baru sempat mempelajarinya beberapa waktu belakangan ini. Sebetulnya karena tahu akan ke Lombok dan Gili, maka beberapa bulan kemarin saya sempat mengikuti course diving dengan tujuan supaya bisa diving di Gili. Ternyata yang namanya course diving nga semudah yang saya bayangkan. Saya ikutan course diving di Bandung, tepatnya untuk sertifikasi SSI dan lokasi latihannya di Hotel Tjimahi. Saya sudah ikutan sekitar 2 session, mempelajari teori maupun praktek di kolam. Ternyata saya bukan fast learner when it comes to water, kondisi yang ga nyaman bikin saya ga bisa-bisa :D lambat belajar dibandingkan peserta yang lain. Akhirnya karena kesibukan yang super padat, singkat cerita saya ga berhasil menyelesaikan sertifikasinya sebelum berangkat ke Lombok dan tadinya juga rencana ga jadi ke Gili karena ada kerjaan lain, tapi ternyata kerjaannya batal dan spontan saya dan teman2 yang habis Lombok Marathon, langsung jadi melipir ke Gili selama 2 malam.
Karena emang udah pingin banget diving, jadi walopun blm punya sertifikasi, langsung aja kontak dive agent di sana (yang kami gunakan jasanya adalah Froggy Dive, salah satu yang cukup terkenal di sana dan kebetulan di sebelah hotel Aston tempat saya menginap adalah kantor dan pusat latihan mereka jadi deket banget >> di Hotel Ombak) dan langsung beli paket yang sekaligus course di kolamnya dulu. Paketnya sekitar 800ribuan, 1 session belajar di kolam dan 1 session untuk diving. Hari pertama yang direncanakan ternyata paginya hujan... akhirnya ga jadi (sedih kalo ternyata ga bisa diving beneran... setelah siang harinya liat banyak bule pergi diving dan makin mupeng, akhirnya ditawarin untuk course sorenya dan pergi diving besok paginya). Karena pengalaman buruk waktu course di Bandung (ga bisa-bisa), sempet deg2an juga takut ga bisa, tapi jadi bertekad lebih tenang lagi dan coba untuk ikutin instruksi sebenar2nya... untungnya dapet guru yang oke berat, namanya Pak Tori, ngajarnya super sabar dan bikin tenang :)) sesi di kolam berjalan dengan lancar, semua yang diajarin bisa diulangin dengan mulus... Besok paginya langsung diantar untuk diving, sama Pak Tori yang nemenin selama perjalanan plus turun ke bawah... Perjalanan dari hotel ke pelabuhan ditempuh dengan sepeda, kemudian sesampainya di pelabuhan, telah dipersiapkan semua kebutuhan divingnya dalam perahu. Froggy Dive ini bener2 recommended, kerja mereka rapih banget, sistematis dan yang jelas dive mentornya baik2, jago2 dan bikin tenang :)) terutama untuk first diver seperti saya :)) Yang bikin deg2an juga ternyata untuk nyeburnya harus back roll (belum pernah latihan sama sekali) tapi dengan ngikutin instruksi percis, semua berjalan dengan lancar dan my first back roll oke juga ;)) Pengalaman pertama diving saya selama lebih kurang 1 jam cukup memuaskan, walo di 5 meter pertama kuping sakit banget, tapi untungnya bisa equalize dengan baik (susah payah, mencoba berbagai teknik); dan akhirnya bisa nyaman juga di dalam air. Gili adalah salah satu destinasi diving banyak orang, termasuk bule2, karena isi di dalamnya beragam banget, beruntung juga ketemu penyu gede dan banyak nemo yang bagus2... tapi kali ini baru bisa ke 1 dive site karena kurangnya waktu... tapi suatu hari nanti akan balik lagi :)) untuk kunjungin semua dive site nya. Total kedalaman di dive pertama saya ini di 12m, dan happy berat akhirnya bisa jadi diver! Tinggal sertifikasinya menyusul nih :)) Next diving destination sepertinya akan lokasi ujian nanti yaitu di Nusa Penida... wish me luck dan semoga segera menyempatkan waktu buat beresin ujian dan dapet sertifikasinya ;))
Untuk orang biasa, hal ini perlu usaha tentunya, karena orang Indonesia ga punya habit untuk "familiar" dengan lari, apalagi marathon-marathon-an. Dan tentunya sebelum achieving Marathon, the 1st step is to achieve Half Marathon yang adalah 21k run. Setelah itu, akhirnya mulai meningkatkan kemampuan untuk bisa lari jauh, starting from 5ks, 10ks, dan setelah pernah 1 kali gagal 21k (karena bad planning di Samosir), akhirnya my first 21k bs tercapai juga di sebuah dataran yang super indah : Lombok!
|
Categories
All
Archives
May 2023
AboutNothing brings people together like good food |